Sunday, May 21, 2017

My Family's Slave -- Tentang perbudakan, loyalitas, kasih sayang, serta takdir digabung menjadi sebuah tulisan yang sangat indah. Sangkin indahnya, aku tidak sadar telah meneteskan air mata. Mengetahui ada orang lain di sana yang sedang atau pernah merasakan pahitnya hidup, membuatku merasa seolah tak mempunyai hak untuk mengeluhkan hal-hal yang sepele. Pun mengetahui orang tersebut akhirnya bisa mendapatkan kebahagiaan, semakin membuatku paham akan makna "Setelah kesulitan ada kemudahan."

Tulisan ini begitu bagus sampai aku ingin mencari tau penulisnya. Namun sayangnya yang pertama kali kutemukan adalah berita tentang kematiannya, bulan maret yang lalu.
Melissa told Denise and me that Alex wanted, more than anything else, to bring Lola’s story to the world. “This was his ultimate story,” Melissa said. “He was trying to write it for five or six years. He struggled with it. But when he started writing it for The Atlantic, he stopped struggling. He wrote it with such ease.”

No comments:

Post a Comment