Saturday, June 2, 2018

Sekitar tanggal 20an di bulan Juni ini, (setelah kuliah selama 6 tahun we..... akhirnya ya) aku bakal sidang tugas akhir. Di kampus ini ada dua kali sidang, sidang pertama dan sidang terakhir. Di sidang pertama lebih fokus ke konsep dan sidang terakhir gimana mengaplikasikan konsep tadi itu ke perancangan, intinya gimana eksekusinya.

Sidang pertama, aku nyadar dari skala 1-10 persiapanku itu cuma 3. Iya, 3. Ga tau diri emang. Sebenarnya kalo pintar ngatur waktu, harusnya bisa ngebagi kapan urusan kuliah dan kapan urusan kerjaan. Tapi karna berhubung aku bolot, maka berantakan lah kan. Terlalu fokus ke urusan kantor. Sampai tiba di sidang pertama, walaupun aku ngejelasinnya (menurutku) ga terlalu jelek dan parah, tetap aja hasil yang didapat kurang memuaskan. Apalagi kalo kita nyadar kita itu bisa dapat lebih kalo mau usaha.

Dikarenakan kegemasan akan kebegoan diri sendiri, aku mutusin buat lebih usaha dan fokus buat sidang terakhir ini. Aku minta izin ke kantor buat jarang masuk dan aku bahkan... sendirian ke Bali untuk survey lokasi yang sangat sesuai dengan perancangan tugas akhirku.

Flashback dikit, dari awal aku ngincar perancangan interior panti lansia untuk judul tugas akhir tapi karna satu dan lain hal, dosen lebih tertarik ke judul tugas akhirku mengenai perancangan interior sekolah alam.

Lokasi yang mau aku kunjungin di Bali itu adalah salah satu sekolah alam yang paling terkenal di dunia, namanya Green School. Untuk mau ke Green School ini asli kaya drama, dari mulai tanggal paling cocok buat tour ternyata uda full, pas uda ngebooking tour ternyata kemungkinan bakal telat karna jadwal pesawatnya dan akhirnya jadi ganti tiket pesawat, pas mau nyampe ke Green Schoolnya pun pake acara nyasar, dll. Sungguh :')

Walaupun begitu, alhamdulillah hasil yang didapat dari perjalanan kali ini cukup memuaskan. Aku jadi beneran tau mengenai konsep sekolah alam, cara mengoptimalkan material ramah lingkungan sebaik mungkin, pemanfaatan limbahnya, struktur organisasi ruangnya, dan sebagainya.

Selain ke Green School, aku juga ke Green Village dan Bamboo Factory. Tiga tempat tentang bambu dan desain berkelanjutan ini asli bikin aku salut sama keluarga Hardy. Mak, bapak, sama anak bisa menghasilkan banyak hal sehebat ini tuh gimana ceritanya coba.

Oke, balik lagi ke cerita survey.

Sebelum masuk ke area sekolah, berhubung karna di sekolah ini tuh muridnya dari berbagai negara jadi pengamanan buat masuknya sedikit lebih ketat. Setelah cek segala macam, baru dibolehin masuk dan nunggu tour di sekitar welcome desk. Luas bangunan Green School ini sekitar 4500 m2. Cukup banyak pembagian area dengan lahan seluas ini. Pembagiannya bisa dilihat seperti pada peta yang berada di beberapa titik di Green School:
 

Tadinya jadwal tour aku bakal bareng sama 20 orang lainnya, tapi karna ternyata rombongan mereka katanya bakal lumayan telat jadi akhirnya aku tour cuma sama satu orang. Alhamdulillah ya, jadi kaya berasa kaya private tour. Yang bisa jadi tour guide di Green School ini seingatku ada tiga bagian, pertama staf sekolah, kedua murid sekolah, ketiga orang tua murid. Kebetulan yang aku dapat adalah orang tua murid.

Begitu dijelasin tentang Green School, dari sejarah, area bangunan, pelajaran, dan segala macamnya tiba-tiba jadi punya keinginan buat tinggal di Bali. Supaya nanti anakku bisa sekolah di sini (kejauhan ya mikirnya. maapin.)

Karna salah satu penjelasan yang sampai sekarang paling aku ingat itu adalah pas tour guidenya ngejelasin tentang pelajaran anaknya. Jadi mereka tuh dua minggu sekali ada market day gitu, di hari itu mereka bakal ngejualin sesuatu. Karna anaknya mau jual telur ayam, jadi dia beneran beli ayam hidup dong we.. dan dipelihara di kandang (masih area sekolah). Setelah beberapa saat, ayamnya tidak kunjung bertelur, si anak pun bingung apa yang salah. Dari situ dia jadi nyari tau gimana cara memelihara ayam yang baik dan benar, dari mulai makanan buat ayamnya, kebersihan kandang, dll. Pun dari situ dia jadi mulai belajar mandiri dan bertanggung jawab untuk mengurus sesuatu. Singkat cerita, ayamnya pun bertelur dan dia bisa berpartisipasi di market day. Keliatannya sepele tapi menurutku itu termasuk cara mendidik anak yang sangat bagus.

(Karna berhubung di internet ada banyak foto bangunan Green School yang lebih oke, jadi di postingan ini aku cuma ngepost foto yang ada akunya aja lha ya. Wqwq.)

 

Setelah selesai ikut tour Green School, aku ikut tour tambahan dari Kembali. Tour ini mengenai cara memanfaatkan limbah menjadi barang yang dapat digunakan lagi. Pertama kami dijelasin tentang sejarah Kembali dan isu lingkungan. Lalu lanjut ke bagian kami diminta untuk ngumpulin berbagai jenis sampah yang ada di sekitar Green School. Setelah selesai ngumpulin sampah, kami mulai misahin sampah-sampah tersebut sesuai dengan jenisnya. Sebenarnya untuk praktek, yang aku incar itu gimana pengolahan limbah plastik, tapi ternyata belum rejeki. Jadi pas aku kesana justru agendanya itu bikin tas belanja dari kaos bekas.

Terlepas dari itu, tur tambahannya tetap menyenangkan. Apalagi dapat kenalan baru yang lumayan membantu proses tugas akhirku. Soalnya waktu pas aku uda nyampe di Jakarta, aku baru nyadar ada satu hal penting yang lupa aku foto, alhasil jadi minta tolong dia. Thank you, Ekaa.


Setelah tour Kembali, aku lanjut lagi tour ke Green Village lalu ke Bamboo Factory. Sebenarnya ada banyak villa di Green Village, tapi mungkin karna kebanyakan lagi ada yang nempatin, jadi aku cuma bisa ke dua tempat aja. Pertama namanya River House dan kedua namanya Cacao House. Wagilasih ini Green Village, menurutku ga ada definisi yang sesuai selain "Surga Kecil". Adem sekali saudara-saudara. Dikarenakan tempat ini juga, aku beneran pengen usaha kerja yang bener biar nanti insyaAllah bisa bawa orang-orang tersayang buat nginap (atau bahkan tinggal! amin) di Green Village ini.





Setelah ke Green Village, lanjut ke Bamboo Factory. Karna satu dan lain hal di sini aku ga ngambil satupun foto. Di sini aku bisa ngeliat langsung gimana teknik pengolahan bambu yang dari beneran dipotong sampai proses produksinya. Berhubung aku agak penakut kalo uda ngeliat mesin pemotong, kuali buat ngerebus bambu yang besarnya segede gajah, dll jadi lumayan serem juga pas tour di sini.

Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar. Walaupun pertama kali ke Bali dan sendirian pula, segala urusan kaya dipermudah. Dari mulai dapat kamar hotel yang berasa ada "penjaganya" (in a good way), disebrangin jalan sama orang asing, dibantuin ngelewatin anjing yang menyeramkan, dibolehin ngecas batere kamera gratis di toko besar, dapat driver grab yang lumayan baik buat ngefotoin di pantai dan... DITUNGGUIN SAMA CITYLINK DOOONGG!!

Bagian terakhir, asli aku nyaris ketinggalan pesawat pas mau balik ke Jakarta. Pas di tiket yang dari email itu boardingnya 20.40, untungnya aku uda nyampe bandara itu dari maghrib. Jadi karna ngerasa waktu masih panjang, makan lah aku di pizza hut ya kan. Makan sambil nonton drama korea. Kurang nyantai apalagi.

Sekitar semenit setelah suapan terakhir (dan lagi-lagi untungnya aku uda bayar duluan baru ngabisin makanan), papa nelpon aku dan bilang "Dila di mana?! Ini orang citylink barusan nelpon papa katanya dila belum ada di pesawat! Itu pesawatnya uda mau berangkat!" Wah buset. Mau copot jantungku asli. Kan konyol kali kalo ketinggalan pesawat karna makan pizza dan nonton drama -__- 

Abis ditelpon papa aku langsung lari bawa koper keluar dari pizza hut. Pas lagi lari gitu entah kenapa feelingku orang yang lumayan jauh di depanku itu lagi nyari aku. Entah kesambet apa aku teriak doong bilang "SAYA FADHILAA MBAAAAAKK!!"

Gayungpun bersambut (halah), ternyata mereka beneran nyari aku. Terus yauda mereka bantuin dan sekali lagi mastiin kalo aku adalah Fadhila Anthony. Itu di sepanjang jalan menuju pesawat kami diliatin orang asli. Bolotnya aku. :')

Setelah aku masuk pesawat, pintu langsung ditutup dan pilotnya langsung ngomong yang intinya ngasih info kalo mau berangkat. Asli itu cuma nunggu aku doang :') Telatnya lebih dari 15 menit pula seingatku :') Dan setelah aku cek tiket lagi, ternyata berangkatnya 19.40 dong :') Ya ampun ga kebayang kalo sampe ketinggalan pesawat. Terima kasih banyak Citylink T.T

... Uda super disingkat tapi kenapa masih sangat panjang ya jadinya postingan ini. -__-

Intinya begitulah kira-kira cerita pas ke Bali. Semoga kali ini persiapanmu buat sidang jauh lebih matang ya, Dil. Semoga lancar sidang nanti. Cepat lulus. Btw, pas di Bandara Ngurah Rai ketemu Bapak. Bonceng bentar bole la ya. Mana tau ketularan entar jadi Ibu Negara yang akan datang. WQWQ.

No comments:

Post a Comment