Monday, January 6, 2014


.... Aku ingat akan sesuatu.
Sesuatu yang pernah atau bahkan sampai beberapa hari yang lalu masih aku lakukan.

Kalau melihat ada yang mengejek atau menertawakan orang lain, bagiku itu rasanya sangat menyebalkan.

Tapi situasinya berbeda, ketika aku menjadi orang yang menertawakan orang lain itu. Jika dipikir-pikir, ironis sekali sifatku ini. Tidak suka melihat orang menertawakan yang lain, tetapi membiarkan diri sendiri begitu saja ketika menertawakan orang lain. Entah apakah ini tergantung dengan siapa aku berteman atau bagaimana.

Untuk sesaat tadi aku baru sadar ini bukan salah lingkunganku. Kalau aku mau memutuskan untuk tidak ikut tertawa, aku pasti bisa. Dan itu artinya selama ini paling tidak aku juga sedikit menikmati menertawakan orang lain.

Dulu pas SMP ada satu orang yang selalu jadi bahan tertawaan. Walaupun bukan aku yang menghina, tetapi tetap saja aku tidak berbeda dengan orang yang menghinanya kalau aku tertawa, bukan?

Pas SMA pikiranku mulai terbuka, dan sekali lagi aku bertemu dengan orang yang selalu jadi bahan tertawaan. Saat itu aku mulai berani mengambil tindakan, memang sih belum sampai tahap memukuli orang yang menghinanya, hanya sekedar tidak tertawa dan menemaninya saat dia butuh orang untuk menangis, tetapi setidaknya aku mulai mencoba. Mungkin masa-masa di mana aku paling memegang kendali penuh atas pikiranku adalah ketika SMA.

Sekarang, anehnya pas kuliah aku seperti menjadi pergabungan antara sifatku ketika SMP dan SMA. Ada yang aku tertawakan, tapi ada juga yang tidak aku tertawakan. Ini menyebalkan... bagaimana mungkin aku berani sok memilih orang mana yang pantas ditertawakan dan mana yang tidak?

Begitu melihat kata-kata tadi........ Jika tidak bisa langsung.... Perlahan tapi pasti.... Berubahlah, Dil.
Bayangkan bagaimana bila kau berada di posisi mereka, apa kau suka?
Perbaikilah... selagi masih sempat.

No comments:

Post a Comment